Production Notes : Salah Gaul movie (Part 1)




Disela-sela progress dokumenter Salah Gaul yang kita self-pause, kami akan memberikan postingan blog ini untuk Anda yang masih setia menanti film kedua kami ini kelar beberapa bulan ke depan. Semoga semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana.

Sesuai janji yang kita sudah gombalkan di Twitter, production notes Salah Gaul bagian pertama adalah segala yang berisi tentang progress Salah Gaul sejauh ini. Bagi yang sudah penasaran dan bosan dengan bertanya-tanya dalam hati, "sebenarnya Salah Gaul ini jadi digarap apa enggak sih?"




Kebiasaan penggarapan film (dalam hal ini dokumenter) tidak beda dengan waktu menggarap Last Record tahun 2010 silam. First to do adalah menentukan konsep dan tema, genre, garis besar bahasan, dan sebagainya.

Karena saat itu kami menganggap dokumenter ini sebagai bentuk pemanasan sebelum film ke-3, jadi kami belum terlalu serius. Namun karena keputusan bersama untuj mengundur film ke-3, pembahasan kami pun tentang ide-ide, pemilihan narasumber dan segalanya menjadi lebih serius dan meruncing.

Karena kami ingin mencari tema ringan yang jarang diseriusi, kamipun sepakat memilih tema mengenai Budaya Alay. Kalau dibuat makalah akan menjadi "Mengenal Pribadi dan Kebiasaan Penganut Budaya Alay Dalam Kehidupan Sehari-hari Berdasarkan Tanggapan Masyarakat di Surabaya".

Karena kami bukan mau buat makalah ataupun skripsi, kami menyingkatnya menjadi Salah Gaul.

Teaser Poster Kedua


Salah gaul sebenarnya adalah panggilan untuk anak-anak muda yang pergaulannya menjurus ke hal-hal negatif seperti seks bebas, ngedrugs, balapan liar, dan hal-hal liar lainnya. Namun karena tanggapan masyarakat yang merasa dirinya "non"-alay menyebut bahwa Alay adalah mahluk-mahluk salah gaul, akhirnya kami memakainya sebagai judul.

Jika kami lihat beberapa tahun terakhir semenjak isitlah Alay pertama kali kami dengar, yang disebut Alay tidak jauh dari yang namanya perilaku salah gaul. Karena pada definisi dasar yang belum pasti menyebutkan Alay adalah anak yang suka nongkrong dipinggir jalan tanpa alasan jelas, hanya duduk-duduk, bercanda-candi tidak jelas, seperti orang yang tak punya rumah -padahal ya punya.

Sampai pada gaya berpakaian, bertutur, dan berperilaku pun mulai salah. Salah maksudnya salah pilih dan salah pake :p Alay-alay tersebut memakai apa yang menurut kita tidak cocok. Tapi itu kan "menurut kita", nah bagaimana kalo menurut orang-orang?

Apakah Alay memang salah gaul? Apakah Alay patut dijauhi atau ditemani? Atau memang kita harus mengikuti peradaban mereka?

Inilah motivasi kami untuk menggarap Salah Gaul : Penonton belajar, kami pun belajar.

Harapan dengan memberi judul Salah Gaul adalah agar lebih menarik dilirik dan nantinya setelah orang-orang menyaksikan filmnya, orang-orang bakal tahu apakah alay itu begini, alay itu begitu, dan bla blabla. Untuk mengetahuinya yaitu lewat tanggapan-tanggapan narasumber nantinya.

Agar kami tahu target dari tema yang akan kita eksekusi, kamipun mengadakan sebuah survey kecil dengan menyebar kuesioner ke beberapa tempat "gaul" anak Surabaya. Alhasil dari dua-tiga minggu menyebar kuesioner, kami mendapatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi salah satu bagian paling ringan dalam film Salah Gaul.


Korban sedang mengisi kuesioner. Hayoo lanang ta wedhok iki?

Kamipun bertemu para pengisi kuesioner yang "beruntung" untuk kami ajak kerjasama dalam interview pada saat filming nantinya. Dalam pertemuan tersebut, kami meminta tolong untuk mengajak kerjasama mereka dan teman-temannya untuk berpartisipasi memberikan suara sesedikit apapun dalam Salah Gaul.
Orang orang tak berdosa

Selain narasumber terpilih, kami juga mencari narasumber acak yang kami temui on-the-spot. Kami pikir, jawaban spontan adalah jawaban tanpa lewat editan di otak dengan sempurna.

Merasa belum menemui jawaban, kami melanjutkan mencari narasumber yang mempunyai jawaban dari segala jawaban.

Kemudian kami menemui narasumber-narasumber tersebut di tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya. Bisa itu di sekolah narasumber, kampus, atau tempat umum. Saat itu, kami hanya meminta jawaban sekenanya menurut pengetahuan mereka tentang Alay.

Setelah puas dengan jawaban-jawaban narasumber dari kuesioner, kami menemui komunitas yang mengaku tanpa anak alay didalamnya. Karena nama dari komunitas tersebut menarik perhatian kami, kamipun meminta mereka untuk menjawab beberapa pertanyaan dari kami seputar Alay.  Jaw`ban mereka nantinya akan kami jadikan solusi menghadapi dan memahami Alay.

Sekalian ngetes, bener gak sih mereka bener-bener bukan Alay. hehehe...

Ohya, nama komunitas ini kami rahasiakan dulu dan baru akan kami sebutkan di production notes part 2 nanti. Nantikan ;)

Narasumber yang terakhir adalah narasumber-narasumber dari orang dekat kita yang konon punya kata-kata yang bersolusi tuntas dengan tatanan bahasa yang lugas dan pengucapan yang tegas. Umumnya orang-orang memanggil mahluk ini wordsmith.

Para wordsmith ini akan kami tayangkan pada "bab" solusi.

Selain mengorek jawaban dari para narasumber, dokumenter mempunyai "senjata" kedua yang sebenarnya harus lebih cermat daripada mencari narasumber, yaitu mencari stock gambar.

Kami mencari stock gambar dari awal mula kami pra-produksi, yaitu dari pengetahuan kami yang masih cetek tentang budaya Alay ini. Kemudian, seiring dengan cerdasnya narasumber, pikiran kami makin terbuka dan gambar-gambar yang kami ambil makin bervariasi.

Untuk tahap finishing, kami akan memainkan talent untuk kebutuhan sequence. Ide ini kami ciptakan setelah kami terus memainkan pikiran dengan ketakutan akan hasil yang kurang memuaskan.

Didalam film Salah Gaul, Talent ini nantinya akan mewarani suasana pembawaan cerita dari dokumenter ini. Seperti halnya Last Record, isi film ini nantinya gak cuma wawancara seperti dokumenter pada umumnya. Kami juga punya alur cerita dengan menghadirkan talent-talent ini nantinya.

Finishing  akan digarap beberapa hari lagi dan kemudian masuk dalam tahap editing! *degdeg*

Bagaimana kisah dalam finishing? Siapakah komunitas yang "bersih" tersebut? Dan kapankah Salah Gaul akan benar-benar rilis?

Jawabannya ada pada Production Notes : Salah Gaul movie (Part 2). SEGERA!!!

Ramaikan dengan hashtag #SALAHGAULMOVIE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rules :
1) tidak butuh komentar yang membangun.....amarah
2) berkomentar dengan bijak tanpa kata-kata yang tak terkontrol
3) komentar bukan tempat melakukan kontak bisnis. klik "Contacts" untuk memulai bekerja bersama kami :)